Tuesday, August 10, 2010

Agrar Sudrajat, lulusan PMTNT TELKOM yang tinggal di Belanda


Grup Band pelantun Hari Kiamat dari Tanah Papua, Black Brothers, pada akhirnya ‘lari’ meminta suaka untuk tinggal di Negeri Belanda. Apakah ada kaitannya dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau dengan Republik Maluku Selatan (RMS) itu saya tidak ‘ngurusi’. Yang nyata mereka hidup (mudah-mudahan) bahagia di Negeri Tulip.

Lain halnya dengan sahabat saya. Lulusan PMTNT Semarang tahun 1975 ini sama- sama berasal dari Bandung. Namanya Agrar Sudrajat. Orangnya, saat tahun 1973-1975, ganteng. Kulitnya kuning bersih, berkacamata minus bening dan rambut hitam berombak. Menampilkan sosok intelektual. Dengan logat Sunda yang kental berhiaskan senyuman dengan gigi pepsodent-nya yang putih memukau pendengar di lingkungan manapun selagi dia berbicara. Agak serius dikit dan tak terlalu banyak berkelakar.

Kalau di kelas, waktu itu Telkom ikut di STM Pembangunan Simpang Lima, Agrar berakrab dengan Sunoto Durachman, Karna Koswara, Wahyu Priono, atau Agus Nursamsyah. Ia ‘ngegeng’ dengan mereka-meraka yang kost di Jalan Thamrin.

Tamat Pmtnt tahun 1975, seusai pelatihan Pembinaan Mental (Bintal) selama sebulan penuh di Pusdikhub Cimahi, kami semua ditempatkan di seluruh peloksok tanah air. Meski duapuluhan orang wisudawan saja. Hampir terbagi menyebar dari Sabang hingga Merauke, eh nggak deng, hingga Ambon saja!

Aku definitif bertugas di Kota Budaya alias Kota Sepeda, Yogyakarta. Agrar Sudrajat sendiri aku lupa entah di mana. Yang kutahu suatu ketika, Sunoto Durachman berkisah, bahwa Agrar ‘cabut’ dari Telkom. Ia, katanya, memilih pindah ke Negeri Belanda menjadi karyawan lembaga penerbangan KLM (?).

Tigapuluh tahun lebih berlalu hingga akhirnya aku pensiun. Rindu kepada teman-teman yang bareng masuk Telkom, sewaktu namanya masih Perumtel, aku mencoba utak-atik internet. Ketemulah nama Agrar Sudrajat temanku itu.


Kata sebuah situs: “Orang Sunda satu ini ternyata sudah tinggal di Belanda sejak Oktober 1979. Ketika itu ia belajar di Vrije Universiteit Amsterdam, jurusan Western Sociology. Sejak musim panas 2005 Agrar Sudrajat bekerja di Ranesi.”

Dikisahkan lebih lanjut :”Walaupun mengaku tidak senang berpetualang, hidupnya penuh dengan pengembaraan. Pernah bekerja sebagai buruh pabrik tekstil di Bandung Selatan. Lalu jadi teknikus telepon di Balikpapan. Kemudian belajar ilmu sosial di Belanda. Selepas dari Vrije Universiteit Desember 1987, ia sempat pulang ke Indonesia untuk bekerja selama beberapa tahun. September 1993, ia balik lagi ke Amsterdam untuk studi S3. Ia meneliti sejarah gerakan buruh kiri di Priangan.

Ia bekerja di sebuah Radio di Hilversum, Belanda. Agrar bekerja di bagian aktualita. Tugasnya antara lain menerjemahkan berita ke Bahasa Indonesia, membuat Ulasan Pers, menyusun Gema Warta, dan kemudian menyiarkannya dari salahsatu studio kecil di Hilversum. Bagaimana rasanya kerja di Ranesi, Pak? "Kerjanya enak, tetapi dikejar deadline terus nih", katanya sambil terus menatap layar komputer sambil menerjemahkan beberapa naskah. Hobi pria ini adalah membaca, berkebun, main catur, main tenis dan ngumpul bersama keluarga, yaitu istrinya Atik, perempuan asal Garut, tiga putranya: Yusuf, Yunus dan Yuris, menantu Jeanette Meijer dan cucu perempuan Gabrielle.”

Kalau mau lihat rekamannya Bung Agrar dapat pula dilihat di Youtube. http://www.youtube.com/watch?v=b8_mylWHB3s&NR=1

Agrar Sudrajat, hebat nian dikau. Aneh tapi nyata. Langka tapi ada. Kalau dikau mebaca postingan blog saya ini. Salam rindu buat anda. Salam sejahtera buat keluarga termasuk cucu kesayangan anda. Maafkan kalau datanya tak lengkap.

---

sumber: http://static.rnw.nl/migratie/www.ranesi.nl/seksiindonesia/ProfilPengasuh/profil_agrar_sudrajat051118-redirected

---



3 comments:

Yus3103 said...

Hallo Pak Denny, aku baru saja baca blog yang bapak tulis. Kebetulan blog bapak ini tentang ayahku.
Pertama-tama aku minta maaf kalau Bahasa Indonesia aku tidak bagus karena aku belajar bhs. Indonesia cuman sampai tingkat sekolah menengah pertama.

Ok, tentang blog yang bapak tulis. Tentu saja blog itu bukan berita, artinya kita boleh menulis tentang apa saja yang kita mau. Tetapi, blog yang bapa tulis ini mengenai seseorang, seseorang yang ada eksistensinya.
Kalau kita menulis cerita akan seseorang yang bukan fiktif, setidaknya tuh penulis cari dulu fakta2 yang benar tentang subject yang dia tulis. Dari blog bapak, aku bisa lihat bahwa bapak sudah nge- research sedikit tentang Ayahku. Tapi banyak sekali info2 salah yang tertulis di blog bapak.

Sebagai anaknya pak Agrar, aku sih tidak menganggap blog ini serius (I just laughed about the wrong stuff that you wrote... and you did write friendly things at the end.. but) Tapi kalau misalnya ada orang lain yang ingin ngeresearch tentang ayahku, ini info2 di blog bapa banyak yang salah.

For what is worth, I would like to thank you for your effort, time and energy to write something about my dear Father.

Sincerely yours,

Yusuf Sudrajat.

denny saloon said...

Terimakasih atas comment Yusuf. Mohon maaf kalau hal-hal tersebut ada yg kurang berkenan. Bahkan datanya sangat minim. Naskah telah saya perbaiki. Untuk tdk mengundang persepsi lain, kata-kata yang walaupun sudah deberi tanda petik telah saya hilangkan.

Unknown said...

Aku pengagum pak denny sebagai sesosok pribadi yg unik. Boleh jaditulisannya ttg agrar itu ditulisnya sesuai irama jiwanya yg kadang lucu kadang sembarangan. Kalau tidak salah saya pernah mengajar mereka waktu sekolah di semarang. PMTNT 73-75 kelas semarang. Sudah itu saja. Sukses buat mas agrar di holland ya....