Thursday, September 18, 2008

aku, diriku, kisah tiga, Tarian Bang Badot yang menakutkan

Di belakang podium atau tribun alun-alun terdapat kantor kawedanaan. Bangunannya angker dicat pelitur berwarna coklat tua. Kayu jati tua mengguratkan kekokohan gedung. Halamannya lumayan luas ditebari batu kerikil sebesar-besar telur burung puyuh dengan warna krem. Batu itu pilihan nampaknya berasal dari batu sungai sehingga permukaan batu licin tanpa sudut runcing yang dikuatirkan bisa menusuk telapak kaki telanjang.

Kantor Kawedanaan itu merangkap rumah tinggal Bapak Wedana dan keluarganya. Bagian paling depan, semacam joglo, adalah bangunan terbuka yang biasa digunakan kalau ada pertemuan atau rapat.

Bila diselenggarakan hiburan dalam skala kecil, tidak di alun-alun, tempat ini biasa pula digunakan. Hiburan yang paling berkesan diingatanku adalah pertunjukkan orkes. Grup musik yang paling digemari adalah dari Uril Ajdam Siliwangi yang datang dari Bandung. Kesenian milik Kodam VI Siliwangi ini senyatanya menghibur anggota pasukannya yang saat itu banyak berjasa dalam penumpasan gerombolan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo yang menakutkan rakyat. Salah satu korban keganasan gerombolan ini adalah Bapak Wedana sendiri yang dicegat dalam perjalanan patroli berkendaraan jeep. Beliau dibunuh dan meninggal dengan cara, audzubillah …. dicincang!

Hiburan, bagi masyarakat Cililin kota, tentu saja menjadi anugerah tersendiri. Menikmati hiburan saat itu adalah sesuatu yang langka. Di dalamnya termasuk aku yang terpesona oleh penampilan seorang tentara ganteng keturunan indo yang melantunkan lagu ‘Menanti di Bawah Pohon Kamboja’ dengan suara merdu.

Seusai orkes berdendang dilanjutkan tari-tarian. Satu di antaranya ada tarian yang kata kakekku namanya tarian Bang Badot. Tarian ini dibawakan oleh enam atau tujuh pria dewasa dengan kumis dan jenggot yang brewok, berikat kepala, berkostum hitam-hitam, mengelebatkan pedang besar dan panjang yang nampak berat dan sudah berkarat. Sekali tebas pasti anak sekecil aku akan langsung terbelah dua. Hiiii…. Sungguh tarian ini senantiasa mengganggu tidurku beberapa malam kemudian seusai pertunjukan berlalu.

No comments: